Assalamu'alaikum wr.wb
"Semangat pagi kawan!!!!!!!!"
Pagi adalah lambang Semangat membuncah.
Kawan, Namaku Akhid fuadi,biasa di panggil fuad. Aku kuliah di Kampus biru, Universitas Trisakti Jakarta. Pernah dengar kan nama kampus itu?? ya, kampus yang terkenal dengan tragedi penembakan 4 mahasiswanya pada 12 Mei 1998 silam,dan sejak itu di kenal dengan kampus Revormasi. Ada julukan lain yang juga terkenal, yaitu : Kampus biru, atau Kampus Artis...
Nah bagaimana aku yang latar belakang SMAnya dari Pondok Pesantren di suatu daerah pesisir atau pinggiran Jawa bisa kuliah disini dan bertahan disini?? suatu alam yang kontras menurutku, tak sedikit yang mengatakan bahwa aku salah mengambil langkah, salah masuk Universitas. Tapi apa pendapatku? aku dari awal memang tak mematok mau kuliah dimana, yang kebayang cuma aku mau masuk di jurusan Ekonomi. Sebenarnya ada keinginan mau kuliah di UI sih,tapi Alhamdulillah Tuhan belum mengabulkan... ahirnya aku masuk di Trisakti di Program beasiswa.
Disini budayanya berbeda 135% dari budaya Ponpes. Klasik vs Modern, Prihatin vs Hedonism, Toleransi vs Egoism . Bagi aku yang 7 tahun hidup di pondok bagaikan ikan lele di lepas di lautan , Alam yang sangat asing bagiku. Tapi menurutku disinilah letak tantangan hidupku, bisakah aku menjaga mentalku yang telah kutempa di pesantren? bisakah aku menjaga aqidahku yang kubangun di pesantren? bisakah aku meneruskan keistiqomahanku dalam ibadah seperti yang di ajarkan para Ustadz-ustadzku?? Kuatkah imanku??
Dimasa kedewasaanku inilah saat-saat aku menentukan jalan hidupku kelak, mau kemana aku ya tergantung apa yang kulakukan saat ini, mau menjadi apa ya tergantung apa yang ku ambil saat ini. Disini aku tanpa pengawasan lagi, jika di rumah ada orang tua yang senantiasa mengingatkan, kalau di pesantren ada Pak Kyai dan Ustadz-Ustadz yang memberikan wejangan. disini semua itu sudah lepas, kini tanggung jawabku langsung sama Alloh. Amanahkah aku dalam menjaga semua amanat dari Orang tuaku di rumah, dari para Assatidz yang membekaliku segudang ilmu? itu terserah aku sekarang.
Di dunia yang kugeluti sekarang yang sangat berbeda, Hedonisme, Individualisme, Senioritas, Pergaulan bebas, semua sangat bertolak dengan ajaran yang selama ini aku terima.. semua saling bertentangan. Tapi bagaimanapun itulah jalan yang aku pilih, aku menganggap semua ini hanyalah sebuah cobaan untuk menguji kadar imanku,untuk menguji seberapa teguh pendirianku, terngiang di telingaku pesan dari salah satu Ustadzku " Jangan Menentang Arus, Ikutilah Arus, Tapi jangan Terbawa Arus".
Disini aku ikut beberapa organisasi, yang salah satunya mengharuskan aku untuk bergaul dengan orang-orang "gaul" jakarta, dandanan modis, mobil mewah dan "kekerenan" lainya, lalu bagaimana aku menyikapinya? menurutku gaul bukanlah up to date mengikuti trend-trend sekarang ini, gaul adalah bagaimana kita bisa membawa diri dan di terima di lingkungan itu dengan baik. Aku yang berangkat kuliah hanya bersepeda, dan satu-satunya mahasiswa yang berangkat menggunakan sepeda menurutku, tak pernah minder dengan semua itu. Aku tau, di atas langit masih ada langit,makanya aku tak pernah berusaha menyamai mereka meskipun bisa. Aku tetap dalam pendirianku "jika ada nasi yang bisa membuatku kenyang, kenapa aku harus makan burger yang mahal supaya bisa sama dengan yang lainya". Toh meskipun bersepeda aku juga tetap bisa sampai kampus tepat waktu dan tak menghalangi mobilitasku. Dalam hal yang lainpun begitu, teman-temanku sering meributkan sepatunya yang harganya satu juta,merek-merek celana terbaru, dan semua itu aku anggap angin yang berhembus saja, aku lebih meributkan celanaku bahanku yang baru 2 tahun tapi sudah robek daripada memusingkan mereka.
Duit bukan menentukan kebahagiaan, dan aku paham akan hal itu, disini aku di amanahi Orang tuaku untuk belajar, bukan bergaya. makanya aku disini memanfaatkan momenku kuliah buat belajar yang sebanyak-banyaknya tentang kehidupan. bukanya meributin modif mobil motor,atau merek-merek apalah.. aku ngekos, meskipun aku tak pernah di jatah dalam hal finansial (tak pernah di batasin keuanganku lo,bukanya tak terbatas uangku), tapi aku tetap belajar mengelola keuanganku se efisien mungkin. aku menahan segala keinginanku, tapi aku lebih memenuhi kebutuhanku, itu juga merupakan pelajaran hidup.. aku disini tak ingin memanfaatkan posisiku yang uang tinggal minta berapa, Makan sehari-hariku Memasak nasi sendiri, hanya beli sayur dan lauk, itu bisa menghemat anggaran makan lebih dari separuh,dan dari situ juga bisa belajar dari kehidupan,selain belajar dari bangku kuliah dan organisasi.
Sejauh yang ku alami, aku tak pernah mendapatkan perlakuan diskriminatif dari teman-temanku, semua berjalan fine aja.. itu sudah cukup meruntuhkan prespektif awalku, bahwa aku akan kesulitan mencari teman. Jadi buat kalian Sobat muda, jadilah diri sendiri, ikutilah arus,jangan menentang arus,tapi jangan terbawa arus. Jalanilah semuanya dengan hati,lakukanlah apa yang menurutmu baik untuk kau lakukan,tak perlu kau melakukan agar pengakuan kesetaraan,semua orang punya standar sendiri-sendiri, Orang Gaul bukanlah yang mengikuti Trend setter karna mereka adalah follower, tapi orang gaul adalah orang yang bisa menjadi diri sendiri dan di terima orang lain. Semoga bermanfaat bagi kalian semua,Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar